ArmadaBerita.Com
FARDHU KIFAYAH merupakan kewajiban umat islam dalam pelaksanaan rukun dan syarat kepada jenazah. Dimana pada jenazah umat islam harus dilakukan dengan segera fardhu kifayahnya yang artinya mulai dari pelaksanaan memandikan jenazah, mengkafani, mensholatkan, hingga menguburkannya.
Sayangnya hingga kini banyak dari kita belum memahami, mengerti bahkan tak pandai melaksanakan fardhu kifayah atas jenazah orang terdekat kita sendiri. Tak sedikit dari orang-orang menyerahkan pelaksanaan fardhu kifayah diserahkan kepada bilal, ustadz maupun lainnya. Padahal kita sebagai keluarga terdekat lebih afdhol yang melakukannya.
Berangkat dengan itu, Drs. Zakaria Koto membuka komunitas atau forum dinamakan TAFAHUM Sumatera Utara. Tafahum Sumut ini disebut juga dengan Forum Peduli Umat. Drs. Zakaria Kota menggagas komunitas ini dengan dasar kepeduliannya kepada umat muslim terutama agar bisa membantu dalam hal pelaksanaan fardhu kifayah terhadap jenazah.
“Kalau kewajiban tersebut sudah dikerjakan oleh seorang atau kelompok, maka kewajibannya sudah gugur,” kata Drs. Zakaria Kotor saat melaksanakan pembelajaran fardhu kifayah di Masjid Jalan Pendidikan, Dusun 12, Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Minggu (8/1/2022) siang.
Atas dasar itu, pembelajaran mengenai pelaksanaan fardhu kifayah sangatlah penting. Dengan beberapa orang dewasa, mahasiswa, masyarakat umum yang telah dibekali ajaran pelaksanaan fardhu kifayah, Tafahum Sumut kini selalu hadir memberikan edukasi dan pembelajaran kepada orang-orang dalam praktek pelaksanaan fardhu kifayah.
“Tujuan Tafahum Sumut ini adalah forum peduli umat, namun lebih khususnya kita juga memberikan pemahaman dan pembelajaran tentang pelaksanaan fardhu kifayah. Dimana kita banyak ketahui bahwa untuk keluarganya sendiri terkadang kita nggak mengerti, padahal merekalah sebagai orang terdekat yang seharusnya mengurusi jenazah itu,” ungkapnya.
Selain memberikan pembelajaran pelaksanaan fardhu kifayah, Tafahum juga memberikan edukasi agar keluarga atau kerabat terdekat bisa menghadapi keluarganya dalam sakaratul maut.
“Saat menemukan hal itu, kita haruslah mengajarkan kalimah Toyyibah, membacakan surah Yasin, dengan menghadap qiblat” terangnya.
Dalam pelaksanaan fardhu kifayah, papar Drs. Zakaria Koto, lebih baik juga menggunakan sarung tangan. Kita harus membersihkan badannya termasuk pintu belakangnya (bagian pantat). Diharuskan menyiramkan seluruh bagian anggota bagian tubuh sebelah kanan sebanyak 3 kali menggunakan sarung tangan. “Bagus juga kalau kita siram mengikuti bagian wudhuknya,” anjurnya.
Disaat itu, kita juga harus membalikan mayit ke samping kiri untuk menyabuni bagian belakangnya dan dibalikan lagi kesamping kanannya untuk melakukan hal serupa. “Sampai ditandai tubuh itu bersih. Tandanya, ya kulitnya kesat,” jelasnya.
Selesai menyiramkan air dan mengeringkan air dari tubuh mayit, mengenakan sarung yang dibentuk dari kain kafan dan diikatkan yang kuat untuk si mayit. Sepasti sudah menutup bagian tubuh lain dengan kain bersih.
Setelah itu, pihak keluarga beserta orang yang ikut memandikannya mengangkat mayit ke tempat yang telah dipersiapkan untuk mengkafani.
“Dalam shalat jenazah yang sangat dibutuhkan atau yang berperan adalah anak kandung jenazah klau orang tua kita meninggal. Bahkan dalam shalat jenazah alangkah indah dan baiknya karena do’a seorang anak langsung diterima Allah dengan kata lain dimaqbulkan Allah Rabbul Jalil,” ungkapnya.
Setelah selesai shalat jenazah tahap berikutnya adalah menguburkan jenazah. Rasulullah dalam hal ini memberi petunjuk bahwa untuk menguburkan jenazah sangat diharapkan anak dan keluarganyalah yang meletakkan jenazah di Liang Lahat. Namun ada juga riwayat bahwa Rasullah pernah bertanya siapa yang tadi malam tidak berhubungan suami istri? Maka salah seorang sahabat mengatakan, saya ya Rasulullah! Maka kamulah yang menerima jenazahnya di Liang Lahat.
Dari keterangan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa orang yang paling berhak meletakkan jenazah di Liang Lahat adalah orang yang tidak melakukan aktivitas hubungan suami istri. “Dengan kata lain orang yang menerima jenazah itu memang harus bersih betul, bahkan sangat diharapkan harus berwudhu’ dulu,” jelas Drs. Zakaria Koto.
Drs. Zakaria Koto juga menegaskan bahwa dibentuknya Tafahum dengan membuat pelatihan fardhu kifayah bukanlah ingin menciptakan apalagi menyaingi bilal-bilal yang ada. Akan tetapi, tujuan Tafahum adalah bagaimana di setiap rumah kaum muslimin ada bilal mayit terkhusus bisa mengurusi sendiri keluarganya.
Seperti kali ini, Tafahum Sumut hadir melakukan pembelajaran dan edukasi bagi jamaah dan pengurus di Masjid Al Hidayah. Tujuannya untuk bisa membantu fardhu kifayah di lingkungan masjid yang diketahui dalam tahap pembangunan. Apalagi di kawasan itu banyak warga pendatang karena masih dikawasan lahan garapan.
Drs. Zakaria Koto yang datang ke mesjid itu didampingi Sekretaris Mhd Miftahul Ma’arif, Mr Jop tentor yang turut membantu merangkai Pandan untuk diletakkan di atas Kerenda (pengangkatan jenazah). Turut dibantu anggota lainnya, Fildza Alifah kesuma (Alumni MAN 1 Medan), Naylah Salsabila (Siswi MAN 2 Model), dan Khaila Waldi (Siswi SMA Al Fatah Medan.
Di sana mereka disambut Ketua Kelompok Tani Sepakat 13 Sei Rotan sekaligus Ketua BKM Al Hidayah yakni, Sutrisno (44). Pria yang bermukim di Jalan Rahayu, Dusun 11, Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan ini mempersiapkan jamaahnya untuk mengikuti pembelajaran fardhu kifayah yang terlaksana.
“Kita disini yang mengikuti ada 6 orang pria dan 2 orang wanita. Nantinya mereka inilah yang ditempat membantu proses fardhu kifayah di kawasan kita ini jika diperlukan,” ucapan Sutrisno.
Untuk itu, Sutrisno amat berterimakasih Tafahum Sumut yang diketahui berdomisili dikawasan Medan Helvetia meringankan langkahnya untuk turun memberikan pembelajaran fardhu kifayah bagi masyarakat dan jamaah Masjid Al Hidayah Pasar 12, Desa Sei Rotan.
“Sebelumnya, teman ustadz Zakaria juga mengajari kami mengaji dan shalat disini, namun beliau telah meninggal dan pak Zakaria ini tetap mau datang ke sini menggantikan temannya mengajari kami ilmu agama. Kami sangat berterimakasih kepada Tafahum,” pungkas Sutrino.
Kegiatan itu pun diisi dengan pelaksanaan shalat fardhu bernyamaah hingga sesi foto bersama usai pembelajaran fardhu kifayah dilaksanakan. (*)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.