Kebhinekaan Menghasilkan Emas

Share

Medan, Armada Berita.Com

Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara plural dengan keberagaman suku, agama, budaya maupun bahasa. Namun sejatinya, keberagaman adalah kekuatan. Keberagaman itulah yang menyatukan bangsa kita yang majemuk. Perbedaan (kemajemukan) itu bukanlah penghalang untuk kita bisa maju sebagai satu bangsa yang besar.

Keberagaman sebagai kekuatan, telah lama dipikirkan dan akhirnya dimasukkan bapak pendiri bangsa kita sebagai semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika. 76 tahun lalu, mereka telah membayangkan, jika keberagaman ini tidak dipandang sebagai kekuatan, maka runtuhlah bangsa kita. Tetapi, dengan keberagaman bangsa kita kini kuat dan disegani dunia.

Baru-baru ini, satu Indonesia dibuat bangga lewat perjuangan Greysia Polli dan Apriyani Rahayu dalam meraih medali emas pada olimpiade di Tokyo, Jepang. Kita bisa lihat, keduanya padahal berbeda agama, berbeda suku, berbeda adat istiadat bahkan cara bermain, tapi mereka bisa kompak dan menjadi pemenang meraih satu-satunya medali emas untuk Indonesia dalam cabang olahraga bulu tangkis.

Nah, itu bisa diungkap bahwa keberagaman dan kekompakkan mereka atas perbedaan diantaranya bisa mewujudkan kemenangan. Intinya, kebhinekaan dapat menghasilkan emas. Dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai slogan kita, sampai sekarang Indonesia tidak obrak-abrik karena masih bisa dipersatukan walau membawa perbedaan suku, budaya, bahkan agama.

Dengan kebhinekaan yang kita miliki, terciptalah kerukunan. Baik antar tetangga, mapoun masyarakat yang memiliki masing-masing perbedaan itu. Sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan itu dapat tertukar dari benih ataupun anak-anak sekolah dasar. Sehingga beranjak remaja hingga dewasa, sikap toleransi ke sesama sudah terpatri. Kalau tidak ada rasa dan tertanam di hati Bhinneka Tunggal Ika, mungkin negara kita sudah pecah belah, seperti contoh negara-negara lain di Timur Tengah yang masih memanas.

Tapi Indonesia bukan berarti tanpa ancaman, gerakan radikalisme dengan sikap intolerannya merongrong keutuhan negara juga kebhinekaan. Dan yang masih parah melanda warga, mudahnya diadudomba. Karenanya penguatan toleransi beragama di kehidupan bermasyarakat amat penting dalam mengangkal arus radikalisme.

Sebab pada dasarnya agama-agama lahir membawa misi kemanusiaan universal, yang dalam agama Islam disebut rahmatan lil alamin, dalam agama kristen disebut cinta kasih, dalam agama Buddha disebut saraniyadhahama atau welas asih mendapat porsi yang sangat besar ketimbang persoalan lainnya. Nilai-nilai universal seperti keadilan, persamaan, dan pembebasan merupakan ruh bagi setiap agama untuk menjalankan misinya menciptakan perdamaian dalam kehidupan yang plural.

Seperti pepatah yang mengatakan “Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh” kalimat itu juga sebagai semboyan yang sampai kini dipegang masyarakat di Indonesia. Dengan kebersamaan tanpa mengkhawatirkan perbedaan (Ras, Suku, Budaya, dan Agama) dapat meraih emas. Sikap itu yang terus dan harus ditanamkan kepada setiap kita, baik dari anak didik tingkat TK, SD, SMP, SMA, kuliah dan hingga dewasa ini. (*)

Identitas Penulis
Nama : Audry Uyuni
Asal : Medan, Sumatera Utara
Profesi : Wartawan Armada Berita.Com
No Hp : 0812-6360-6425
E-mail : audryuyuni7@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *