Medan, ArmadaBerita.Com
Di tengah tekanan ekonomi global dan gejolak nilai tukar mata uang asing, Ketua Umum Astindo, Pauline Suharno justru menyuntikkan optimisme dalam Musyawarah Daerah (Musda) Astindo DPD Sumatera Utara. Ia menegaskan, profesi travel agent bukan profesi yang tertinggal zaman, tetapi justru semakin strategis dalam industri pariwisata modern, yaitu mempromosikan pariwisata.
“Saya tahu banyak yang cemas lihat dolar naik, bingung bayar supplier. Tapi di balik semua itu, pertemuan seperti ini adalah semangat. Tanda kita masih kuat bertahan dan tumbuh,” ujar Pauline membuka sambutannya, disambut tepuk tangan peserta Musda, Rabu (23/4/2025).
Musda kali ini sekaligus menjadi ajang apresiasi atas kinerja Ketua DPD Astindo Sumut, Wilson, yang dinilai berhasil menuntaskan masa jabatan empat tahun penuh secara tepat waktu—sesuatu yang langka di dunia organisasi. “Banyak yang kalau sudah duduk, susah turun. Tapi Pak Wilson menunjukkan teladan luar biasa,” puji Pauline.
Bukan Lagi Era Jualan Tiket Biasa
Lebih jauh, Pauline mengajak pelaku travel agent untuk mengubah paradigma. “Kita ini bukan calo tiket. Kita adalah travel designer atau travel consultant. Di luar negeri, mereka bahkan menolak klien karena terlalu banyak permintaan!” katanya.
Menurutnya, industri travel agent justru semakin dihargai di negara-negara maju. Agen wisata kini dituntut menjadi konsultan perjalanan yang memahami detail kebutuhan pelanggan—layaknya psikolog liburan.
Sumut, Titik Strategis Pariwisata Indonesia
Polin juga menyoroti peran strategis Sumatera Utara dalam peta pariwisata nasional. “Medan ini bukan kota kecil. Ini salah satu pintu utama inbound dan outbound. DPD Astindo Sumut itu bukan hanya penting, tapi vital,” ujarnya.
Ia mengungkap keberhasilan DPD Astindo Sumut dalam menyelenggarakan “Di Indonesia Saja Travel Fair” tanpa dukungan APBN/APBD, sebagai bukti nyata semangat gotong royong dan profesionalisme.
Kolaborasi Jadi Kunci
“Ke depan, kita tidak bisa kerja sendiri. Kita harus kolaborasi—dengan airlines, bandara, NTO, hingga pemerintah daerah,” tegas Pauline. Ia menyebut banyak negara yang menggandeng Astindo untuk promosi, mulai dari Singapura, Malaysia, Hongkong hingga Korea Selatan.
Bahkan, dua tahun terakhir, Astindo dipercaya menjadi mitra utama Kemenko Marves RI dalam kampanye Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), hingga berhasil menggelar travel fair di enam kota besar.
Belajar dan Adaptasi Tanpa Henti
Menutup sambutannya, Pauline berpesan agar para pelaku travel agent tak berhenti belajar dan terus meng-upgrade kemampuan. “Tahun 2025 bukan tahun mudah. Tapi jangan patah arang. Kita harus kreatif, profesional, dan sabar. Hospitality itu bukan cuma soal senyum, tapi soal mendengar, merespons, dan memahami,” pesannya.
Ia juga mendorong agar travel agent menjadi mitra resmi dalam kegiatan seperti study tour sekolah. “Kita urus anak-anak orang, bukan barang. Standarnya harus aman. Hotel minimal bintang empat, ada keamanan, ada kenyamanan,” katanya.
Pauline menutup dengan optimisme, “Astindo bukan hanya bicara outbound. Kita juga peduli Inbound. Kita bukan sekadar asosiasi, kita adalah garda terdepan wajah pariwisata Indonesia.”
Horas! Travel agent Sumut, saatnya naik kelas.