Tiga Gapura Selamat Datang Perbatasan Deli Serdang Dibongkar, Pemko Medan Ingin Peremajaan

Share

Medan, ArmadaBerita.Com

Pemerintah Kota Medan membongkar tiga gapura ucapan selamat datang yang merupakan pembatas antara kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.

Hal itu dilakukan Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk menanta Kota Medan menjadi lebih baik, indah dan menarik. Salah satu kebijakannya yakni melakukan peremajaan tiga gapura yang menjadi simbol masuk ke Kota Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (DPKP2R) Kota Medan.

Adapun ketiga gapura tersebut yakni gapura di Jalan Gatot Subroto persisnya jembatan Kampung Lalang yang merupakan batas Medan dengan Deli Serdang, gapura Jalan Sisingamangaraja (Amplas) sebagai batas Medan dengan Tanjung Morawa, Deli Serdang serta gapura Jalan Jamin Ginting (Tuntungan) yang juga merupakan batas Medan dengan Deli Serdang.

Pemugaran ketiga gapura ini dimaksudkan Bobby Nasution untuk menghadirkan suasana yang lebih baru bagi wajah Kota Medan. Selain itu, orang nomor satu di Pemko Medan ini juga tidak bermaksud menghilangkan nuansa atau ornamen Melayu yang selama ini sudah menjadi salah satu ikon Kota Medan.

Seperti ditegaskan Kadis PKP2R Kota Medan Endar Sutan Lubis kepada wartawan, Kamis (20/10/2022), menyatakan bahwa tidak ada penghapusan ornamen atau ciri khas Melayu di gapura atau pintu masuk ke Kota Medan yang akan dikerjakan. Bahkan, bilang Endar, tanjak (topi atau ikat kepala khas Melayu), tepak dan keris Melayu akan ditempatkan di gapura tersebut.

“Tidak ada ikon Melayu dihilangkan. Kami akan tempatkan tanjak, tepak dan keris Melayu di gapura yang terletak di Medan Amplas dan Jalan Gatot Subroto. Desainnya sudah disiapkan dan bisa dilihat nanti bagaimana hasilnya,” tegas Endar.

Selanjutnya, Endar mengungkapkan, pihaknya juga akan menempatkan ornamen dari tujuh etnis lainnya sebagai bentuk penghormatan sekaligus menggambarkan jika Kota Medan adalah kota yang multikultural. Kemudian, menghadirkan gambar bangunan yang juga jadi ikon Kota Medan seperti Masjid Raya dan Istana Maimun.

“Pengerjaan gapura tersebut akan segera dilakukan dan ditargetkan selesai akhir Desember 2022. Untuk desain pembangunan gapura sendiri banyak perubahan dari sebelumnya. Arsiteknya model monokrom atau kekinian,” ungkapnya.

Sementara itu untuk gapura di Medan Tuntungan, jelas Endar, akan mengangkat ciri khas Suku Karo dengan ornamen seperti replika Rumah Jabo, atau Soko Sopo Angin, Tumbuk Lada dan lainnya. Nantinya, juga akan dibuat kolam, air mancur dan taman yang bisa dimanfaatkan sebagai rest area sekaligus tempat bermain keluarga.

“Diangkatnya ciri khas adat atau Suku Karo di gapura Kawasan Medan Tuntungan untuk menghormati Guru Patimpus yang merupakan pendiri Kota Medan dan ia adalah putra Karo bermarga Sembiring Pelawi,” pungkasnya.

Budayawan Melayu Dukung Renovasi Gapura

Perubuhan gapura atau tugu selamat datang di Kota Medan yang dilakukan Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (DPKP2R) Kota Medan didukung penuh budayawan sekaligus sastrawan Kota Medan Drs H Safwan Hady Umry S.

Perubahan yang dilakukan dinilainya tidak sekadar menghancurkan, tetapi membangun kembali sehingga gapura yang menjadi simbol pintu masuk ke ibukota Provinsi Sumatera Utara ini menjadi lebih baik . Begitu juga dengan ornamen-ornamen Melayu yang selama ini menghiasi tugu, diyakininya tidak akan dihilangkan begitu saja.

“Perubuhan gapura selamat datang yang dilakukan Pemko Medan sudah tepat. Sebab, selama ini tidak pernah dilakukan peremajaan atas gapura-gapura yang ada sehingga tidak terawat dengan baik. Itu sebabnya dilakukan renovasi terhadap gapura selamat datang di Kota Medan ini. Saya menilai apa yang dilakukan Pemko Medan ini merupakan langkah yang sangat bagus,” kata Safwan.

Oleh karenanya pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) ini, menilai positif perubahan yang dilakukan Dinas PKP2R tersebut. Dikatakannya, Pemko Medan bukan ingin menghilangkan ciri khas Melayu namun tetap menjaga kekentalan gapura tersebut dengan nuansa dan ornamen khas Melayu yang menjadi ciri khas dan ikon Kota Medan.

Dikatakan Shafwan, perubuhan gapura yang dilakukan ini berkaitan dengan penataan yang dilakukan Pemko Medan sehingga wajah Kota Medan menjadi lebih baik. Sebab, perubahan yang dilakukan akan diikuti dengan membangun kembali gapura dengan bentuk yang lebih baik. “Bahkan, saya menilai Pak Wali Kota justru ingin memperkokoh identitas dari budaya Melayu melalui gapura yang baru nanti,” ungkap pria yang karya-karya dan pemikiran budayanya juga dikenal di Negeri Jiran Malaysia tersebut.

Terkait itu, Shafwan berharap agar renovasi gapura selamat datang yang dilakukan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan semua orang. “Kalau bisa nanti, gapura yang dibangun nanti dapat ditambah dengan peribahasa Melayu sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga kedepannya Medan dapat semakin berkah, maju dan kondusif,” harapnya. (Ril PM/ASN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *